Mini Persia menunjukkan Muhammad memimpin Abraham, Musa, Yesus dan nabi lainnya dalam petisi.
Umat ​​Islam menentukan ‘nabi’ (bahasa Arab: أنبياء, anbiyāʾ) sebagai manusia yang dipilih oleh Tuhan pada waktu yang berbeda di masa lalu, untuk membagikan pesannya (peringatan dan juga kabar syukur), mentor (metode kehidupan pribadi) dan peraturan (publik hidup) kepada orang-orang saat berhubungan dengan Tuhan terutama melalui wahyu. [x] Menurut Al-Qur’an, para nabi diperintahkan oleh Tuhan untuk membawa “kehendak Tuhan” kepada individu di negara-negara tersebut. Orang Muslim berpikir bahwa nabi adalah manusia dan bukan dewa, meskipun beberapa memiliki kemampuan untuk melakukan mukjizat untuk membuktikan klaim asuransi mereka. Teologi Islam mengklaim bahwa semua pembawa Tuhan memberitakan pesan Islam – tunduk pada kehendak Tuhan. Alquran menyebutkan nama-nama dari banyak angka pemikiran tentang nabi dalam Islam, antara lain Adam, Nuh, Ibrahim, Musa dan Yesus.

pixabay.com

Umat ​​Muslim percaya bahwa Tuhan pada akhirnya mengutus Muhammad sebagai nabi terakhir yang membawa hukum (Penutup para nabi) untuk membagikan pesan ilahi ke seluruh dunia (untuk meringkas sekaligus membungkus firman Tuhan). Dalam Islam, contoh “normatif” dari kehidupan Muhammad disebut sunnah (pada dasarnya ‘jalan yang dipukul’). Muslim termotivasi untuk meniru aktivitas Muhammad dalam kehidupan sehari-hari mereka dan sunnah dipandang penting untuk mengarahkan analisis Alquran.  Contoh ini dilindungi dalam tradisi yang disebut hadits, yang menyatakan perkataannya, tindakannya, serta karakteristik pribadinya. Hadits Qudsi adalah sub-kategori dari hadits, yang dianggap sebagai kata-kata kata demi kata dari Allah yang diperkirakan oleh Muhammad yang bukan merupakan bagian dari Quran. Sebuah hadits mencakup 2 aspek: rantai perawi, yang disebut sanad, serta perkataan yang sebenarnya, yang disebut matn. Hadis dapat diklasifikasikan, dengan memeriksa narasinya sebagai: ‘otentik’ atau ‘benar’ (صَحِيْح, ṣaḥīḥ); ‘hebat’, hasan (حَسَن, ḥasan); atau ‘lemah’ (ضَعِيْف, ḍaʻīf), untuk beberapa nama. Sarjana Muhammad al-Bukhari (810-870 M) mengumpulkan lebih dari 300.000 hadits dan juga memerintahkan 2.602 hadits, setelah benar-benar lulus ujian kejujuran, sebagai asli langsung ke Sahih al-Bukhari, sebuah buku yang dianggap oleh Sunni sebagai sumber paling otentik setelah Quran. Satu lagi sumber hadits yang populer disebut The 4 Books, yang dianggap Syiah sebagai salah satu referensi hadits yang paling otentik.

pixabay.com

Kebangkitan dan penghakiman

Keyakinan pada “Hari Kebangkitan” atau Yawm al-Qiyāmah (Arab: يوم القيامة), juga penting bagi umat Islam. Diperkirakan bahwa waktu Qiyāmah diberkati oleh Tuhan tetapi tidak diketahui oleh manusia. Cobaan dan kesengsaraan yang datang sebelum dan juga sepanjang Qiyāmah didefinisikan dalam Alquran dan juga hadits, selain dalam tafsir para ulama. Al-Qur’an menekankan kebangkitan fisik, sebuah terobosan dari pemahaman Arab pra-Islam tentang kematian.

Di Yawm al-Qiyāmah, umat Islam berpikir bahwa seluruh umat manusia akan dinilai dari perbuatan baik dan buruk mereka dan juga diserahkan ke Jannah (surga) atau Jahannam (heck). Al-Qur’an dalam Surat al-Zalzalah menjelaskan hal ini sebagai: “Jadi siapa pun yang melakukan niat baik seberat atom akan melihatnya. Dan siapa pun yang melakukan kejahatan seberat atom akan melihatnya.” Al-Qur’an memeriksa banyak dosa yang dapat menghukum seseorang ke neraka, seperti ketidakpercayaan kepada Tuhan (كفر, kufr), dan ketidakjujuran. Namun demikian, Alquran menjelaskan bahwa Tuhan pasti akan mengampuni pelanggaran orang yang bertaubat jika dia menghendaki. Perbuatan baik, seperti sedekah, berdoa, serta welas asih terhadap hewan peliharaan, akan dianugerahi dengan masuk surga. Umat ​​Islam melihat surga sebagai tempat kesenangan sekaligus berkah, dengan referensi Alquran yang menjelaskan fungsinya. Tradisi mistik dalam Islam menempatkan kesenangan luar biasa ini dalam konteks pemahaman yang mendebarkan tentang Tuhan. Yawm al-Qiyāmah juga dikenal dalam Alquran sebagai Yawm ad-Dīn (يوم الدين, Hari Agama); [xi] as-Sāʿah (الساعة, ‘Hr Terakhir’); [xii] serta al-Qāriʿah (القارعة, ‘The Clatterer’).

untuk informasi selengkapnya mari kita simak uraian dari hasana.id

Nabi Dan Hari Kebangkitan
Scroll to top