Siapa yang tidak mengenal ulama besar Ibnu Hajar Al-Asqalani, seorang ulama yang tidak pernah lelah menuntut ilmu. Sejarah mencatat jumlah guru yang pernah mengajar al-Asqalani kurang lebih sebanyak 640 guru. Berkat ilmu yang diperoleh dari guru-gurunya tersebut berhasil menjadikannya sebagai seorang ulama besar yang mempunyai ratusan karya. Salah saau karya dari al-Asqalani yang paling populer adalah bulughul maram.

Bagi anak santriwan santriwati tentu sudah familiar dengan kitab ini. Dimana kitab bulughul maram menjadi salah satu kitab yang dipelajari hampir di seluruh pesantren yang ada di dunia terutama Indonesia. Perjalanan hidup seorang al-Asqalani cukup menarik dimana dapat dikatakan al-Asqalani sudah menjadi yatim piatu sejak kecil. Berikut ini adalah ulasan lengkap tentang sejarah hidup dari Ibnu Hajar al-Asqalani:

Sejarah Hidup Imam Besar Ibnu Hajar Al-Asqalani

Ulama mesir yang bernama lengkap Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Ahmad bin Hajar al-Kannani al-Asqalani al-Mishri. Al-Asqalani lahir pada tahun 773 hijriyah tepatnya pada tanggal 12 sya’ban di kota Mesir.

Al-Asqalani dapat dikatakan tidak pernah melihat wajah ibunya secara langsung. Hal tersebut dikarenakan ibunda dari al-Asqalani sudah wafat sejak al-Asqalani balita. Kemudian setelah al-Asqalani beranjak usia 4 tahun, ayahanda tercinta yang selama ini mengurusnya ikut dipanggil Allah SWT. Itu artinya sejak masih kanak-kanak al-Asqalani sudah menjadi yatim piatu.

Setelah ayahnya wafat pengasuhan al-Asqalni jatuh kepada kakaknya yang bernama Abu Bakar Muhammad bin Ali bin Ahmad al-Kharubi. Sejarah mencatat bahwa ayahanda dari al-Asqalani adalah seorang ahli Bahasa arab, ilmu qira’at, fiqh dan juga adab.

Setahun setelah kepergian dari ayahandanya, ketika al-Asqalani memasuki usia 5 tahun sang kakak memasukkanya ke sekolah khusus untuk belajar dan juga menghafal AL-Quran. Akhirnya al-Asqalani berhasil menjadi seorang tahfidz pada usia 9 tahun.

Keberuntungan dan bibit sebagai seorang ulama hebat sudah terlihat sejak al-Asqalani kecil yaitu tepat di usianya yang ke 12 tahun, al-Asqalani mendapatkan kesempatan untuk menjadi imam terawih d masjidil haram. Hal tersebut sebagai hadiah atas keberhasilannya dalam menghafal Al-Quran.

Kesungguhan dalam menuntut ilmu sudah terlihat sejak al-Asqalani muda. Banyak bidang ilmu yang sudah dipelajarinya di antaranya ilmu syair Bahasa arab, tarikh, hadis dan masih banyak lagi. Selain itu al-Asqalni merupakan murid yang patuh terhadap gurunya. Kebanyakan al-Asqalani akan berpindah guru ketika ingin mendalami bidang ilmu lain atau ketika gurunya sudah wafat.

Karena kegigihannya dalam menuntut ilmu membuat al-Asqalni dikenal sebagai ulama dengan keilmuan yang mendalam dan diakui oleh para ulama pada masanya. Hobi menulis al-Asqalani bermula ketika menginjak usia 23 tahun dan berlanjut hingga beliau wafat pada tahun 852 hijriyah.

Gelar-gelar Yang Disematkan Kepada Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani

Dengan kerendahan hati dan keilmuan yang dimilikinya maka banyak sekali orang yang mengagumi sosok al-Asqalani. Sehingga banyak sekali gelar yang diberikan kepadanya diantaranya adalah Amiirull Mu’minin, Syaikhul Islam, Ay-Taufiq dan masih banyak lagi. Penasaran tentang sejarah ulama lainnya serta berbagai hal tentang islam? Langsung saja kunjungi Hasana blog ya.

 

Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani
Scroll to top